DUA hari yang lalu, saya tanpa sengaja membaca postingan Dian Sastrowardoyo di Instagram. Ia memposting tentang seorang ibu penderita kander payudara yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Di dalam postingan itu diceritakan bahwa sang ibu tidak memiliki tempat tinggal. Setelah diusir dari kontrakan akibat penyakitnya, ia hanya bisa menempati sebuah gerobak. Saat ditemukan, kondisi sang ibu telah parah, seperempat dari bagian tubuhnya telah membusuk akibat ketiadaan perawatan. Ibu yang dimaksud Dian adalah Ibu Rosida, berusia 46 tahun yang kini telah dievakuasi dan menjalani perawatan medis di RS. Dharmais.Yang menarik perhatian saya di sini adalah bagaimana perjalanan Ibu Rosida akhirnya bisa mendapatkan bantuan dan sampai di tangan medis. Dalam kisah ini, rupanya tidak hanya Dian saja yang berbagi cerita. Cerita tentang Ibu Rosida dengan cepat menjadi perbincangan hangat di khalayak pengguna media sosial dan memunculkan inisiatif untuk menggalang donasi.
Melalui bantuan kampanye dari Lovepink (gerakan sosial untuk mendampingi perjuangan wanita-wanita yang terdiagnosa kanker payudara) dan situs fundraising kitabisa.com, terkumpullah sejumlah sumbangan untuk biaya pengobatan Ibu Rosida. Seperti informasi yang diberikan oleh pemilik akun Facebook Vikra Ijas yang juga merupakan salah satu funraiser Ibu Rosida, dalam 2 hari, kampanye penggalangan dana tersebut telah mencapai sejumlah Rp 147 juta yang berasal lebih dari 400 donatur. Adapun jumlah dana ini pun terus bertambah. Seperti informasi yang saya dapatkan langsung dari situs kitabisa.com, penggalangan dana itu kini telah mencapai sebanyak lebih dari Rp 200 juta. Lalu apa yang penting? Bagi saya ini adalah bukti nyata bagaimana masyarakat Indonesia dapat secara penuh memanfaatkan kehadiran teknologi.
“By relying on mobile phones, mapping applications, and other new tools, we can empower citizens and […] address deficiencies in the current market for innovation.”
—Secretary of State Hillary Rodham Clinton
Seperti yang kita ketahui, kini semakin banyak orang yang memiliki akses terhadap komputer, ponsel dan perangkat mobile lainnya yang dapat menangkap dan mengirimkan gambar, audio maupun video. Perkembangan teknologi terbaru telah membantu orang-orang untuk berbagi informasi, berkomunikasi, mengatur dan mengadvokasi kepentingan mereka. Namun, teknologi saja tidak bisa membawa perubahan sosial. Teknologi tersebut hanya dapat memfasilitasi perubahan sosial, bukan menciptakannya.
Dan sementara teknologi saja tidak menyelesaikan apa-apa, teknologi koneksi (connection technology) memiliki potensi yang luar biasa untuk mendorong dan memperkuat masyarakat sipil kita untuk melakukan perubahan sosial. Ketika digunakan oleh individu dan organisasi yang bekerja untuk perubahan sosial, teknologi tersebut bisa menjadi sekutu yang kuat. Untuk dapat memanfaatkan potensi penuh dari teknologi ini sebagai alat yang memungkinkan dan mendorong aksi sipil, orang harus menggunakannya secara terampil, produktif dan kredibel. Di sinilah fenomena Ibu Rosida sedikit banyak telah menunjukkan bagaimana masyarakat sipil kita berhasil mengeksploitasi kemajuan teknologi untuk menguatkan dan memberdayakan masyarakat. Bagi saya, inilah yang dinamakan dengan melek teknologi yang sebenarnya. Masyarakat tidak lagi hanya duduk di kursi pengemudi. Masyarakat menggunakan teknologi untuk merubah hidup, mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kualitas komunitas mereka.
©Tina Latief 2016
jujurnya, aku sdkit hati2 utk menyumbang kalo lwt medsos mba :).. bukan kenapa2 sih, skrkan bnyk bgt penipuan jg… apalagiii, kalo rek penerima aku liat nama personal, bukan lembaga kemanusiaan terpercaya…
cuma kalo org pertama yg menshare berita gini, dr temen deket sendiri, ato artis yg terkenal baik reputasinya seperti dian sastro, aku ga bakal segan2 utk menyumbang 🙂
LikeLike
Oiya, benar kalau mau menyumbang memang harus dipastikan dulu siapa yang akan kita sumbang.
Nah yuk turut membantu Ibu Rosida
LikeLike
Yep…makin mudah untuk melakukan hal baik dengan teknologi..selalu ada dua sisi dari segala sesuatu. Semoga yang baik lebih banyak daripada yang tidak..
LikeLike
Iya mba, semoga orang-orang mampu mengoptimalkan untuk yang baik-baik saja 🙂
LikeLike
teknologi hanya alat ya mba .. tergantung siapa yang menggunakan bisa positif bisa negatif … semoga banyak orang baik yang menggunakan teknologi internet dan membantu orang lebih banyak lagi
LikeLike
Iya mas, teknologi hanya tools. Bisa memberikan keuntungan positif kalau dieksploitasi dengan cara yang positif juga. Yang penting terampil dan kredibel
LikeLike
Terenyuh baca kisah Ibu Rosida. Semoga jalan terbaik buat Beliau, aamin.
LikeLike
Aaamiin
LikeLike
Setuju.. pemanfaatan teknologi dan social media untuk kegiatan sosial rasanya lebih baik dech ketimbang hanya digunakan sebagai media bernarsis ria ataupun ajang pamer. walaupun tidak bisa dipungkiri kadang kita pribadipun melakukan hal yang sama 🙂
LikeLike
Hehe, yang penting saat sudah narsis tidak lupa untuk charity
LikeLiked by 1 person
Ini salah satu manfaat dari teknologi sih, bisa menyebarluaskan berita kemanusiaan seperti ini, akhirnya orang-orang tergerak untuk membantu. Namun disatu sisi, ya begitulah, ada yang menyalahgunakannya -_-
Untuk kisah Ibu Rosidah ini, bener-bener terenyuuh ya :’)
LikeLike
Benar ini hanya salah satunya dan lainnya masih banyak lagi misalnya untuk mempromosikan ransparansi, kedamaian dunia, kesehatan dsb. Kalau ada satu sisi yang menyalahgunakan ya itulah yang memprihatinkan. Untuk itu tujuan tulisan ini juga untuk memberitahukan, mengedukasi, bahwa jika dimanfaatkan dengan baik teknologi bisa jadi sekutu yang kuat untuk perubahan yang lebih baik 🙂
Terima kasih sudah berkunjung ya..
LikeLiked by 1 person
Nah, semoga mereka-mereka yang suka salah menyalahgunakan fungsi dari teknologi ini segera baca tulisan ini dan bertobat ya mbak :’
sama-samaaa, mbak :))
LikeLike
kita bisa kalau bersama-sama … memang mantapp.
LikeLike